masukkan script iklan disini
PENAJURNALIS.MY.ID, OGAN ILIR, SUM - Ratusan batang karet milik warga di Desa Tambang Rambang,Kecamatan Rambang Kuang,Kabupaten Ogan Ilir Sumatera-Selatan dipastikan tidak produktif lagi. 29/07/2024
Penyebabnya, kebun karet milik warga tersebut terdampak limbah resapan kolam air asin yang bercampur minyak mentah,di karenakan berdekatan dengan kebun karet warga,hal tersebut akibat operasional PT Formasi Sumatera Energi yang diketahui perusahaan kerjasama operasi Pertamina Zona 4 Prabumulih dalam pengelolaan produksi minyak dan gas.
Ketika dikonfirmasi, Bustomi selaku pemilik lahan membenarkan kejadian tersebut. Dia mengatakan, kebun miliknya yang terletak sebelah dengan lokasi sumur terpapar serapan limbah operasional produksi minyak dan gas sejak beberapa tahun yang lalu, hal itu baru di ketahui,sewaktu musim hujan deras Sekitar bulan Februari 2024 kemaren,sehingga limbah minyak yg tertimbun di dalam tanah naik ke permukaan,akibatnya hasil panen perlahan menurun sebelum akhirnya mengering tanpa menghasilkan getah untuk disadap,hal ini berdampak sangat besar terhadap roda ekonomi pemilik lahan yang memang penghasilan keseharianya dihasilkan dari kebun tersebut.
"Pada tahun sekitar 2006,saya membuka lahan itu dan menanamnya dengan batang karet, pada waktu itu tidak ada limbah minyak,selang beberapa tahun sewaktu di produksi(sadap) sekitar di bulan februari 2024,saya heran kenapa batang karetnya tidak bergetah lagi,dan perlahan mulai mati,setelah saya perhatikan banyak timbul limbah minyak yang sudah memadat,"tuturnya
Bustomi juga menyebutkan bahwa
Sejauh ini warga sudah melaporkan kepada pihak PT Formasi Sumatera Energi,tapi mereka tidak mau mengakuinya,malah menyalahkan pihak Pertamina,begitu juga sebaliknya.
"Saya dan warga sudah coba mengadu ke PT Formasi Sumatera Energi,tapi PT tersebut mengatakan itu zamanya Pertamina,begitu juga sebaliknya, saat kami melaporkan ke Pertamina,mereka mengatakan itu kelalaian dari pihak KSO,jadi kemana lagi kami harus meminta pertanggung jawaban atas limbah ini, kami sudah tidak ada lagi penghasilan lain, kami menggantungkan banyak hal pada hasil kebun karet itu, kemana akan mengadu,"terangnya.
Bahkan demi memperjuangkan ganti rugi yang ditimbulkan PT Formasi Sumatera Energi ataupun Pertamina, Laki Laki berusia 46 tahun itu akan mengadukan permasalahannya kepada Menteri BUMN Bapak Erik Tohir,dan kalau hal ini juga belum mendapat respon terpaksa jalan terakhir mengadakan aksi,dengan mengajak masyarakat untuk menutup akses Pertamina, sampai ada respon dari ke dua PT tersebut.
Dia berharap pada Menteri BUMN Bapak Erik Tohir mendengar keluhannya terkait meminta pertolongan dan solusi atas limbah yang telah mencemari kebun karet miliknya.
"Tolong pak Menteri dan pak Bupati aku tidak ada lagi mata pencaharian,kebunku terkena limbah, jadi bagaimana caranya aku ingin meminta ganti rugi,kalau sampai tidak ada kejelasan, terpaksa saya harus mengadakan aksi mengajak seluruh warga Tambang Rambang,"tegasnya
Menurut Bustomi,dia hanya meminta kepada pihak yang bertanggung jawab untuk segera memberikan uang ganti rugi sesuai dengan ketentuan yang ada atau ambil saja tanah tersebut,karena sudah tidak bisa lagi di tanam-tanami tumbuhan-tumbuhan,Padahal kebun karet tersebut merupakan satu-satunya penghasilan dari keluarga mereka.
Juliansyah