Tanggal 5 Oktober diperingati sebagai hari jadi TNI merujuk pada tanggal penetapan nama Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Dilansir laman resmi TNI, sebelum ditetapkan sebagai TKR, mulanya institusi ini berawal dari Badan Keamanan Rakyat (BKR).
Di awal periode kemerdekaan institusi militer tersebut juga pernah Tentara Republik Indonesia (TRI). Kemudian ditetapkan menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI) pada 1947.
Pada 1949, Indonesia sempat menganut sistem negara federal dalam tajuk Republik Indonesia Serikat (RIS). Alhasil, dibentuklah Angkatan Perang RIS (APRIS). Kemudian berganti nama menjadi Angkatan Perang Republik Indonesia (APRI) ketika RIS dibubarkan 1950 silam.
Dalam perkembangannya, TNI juga sempat dikenal sebagai Angkatan Bersenjata Republika Indonesia (ABRI), yang juga diwarnai penyatuan antara angkatan perang dan institusi kepolisian. Hingga kemudian dikenal sebagai TNI sampai sekarang, yang turut diwarnai pemisahan angkatan perang dan kepolisian.
Selain perubahan nama, TNI telah mewarnai sejarah panjang NKRI. Sejak awal era kemerdekaan, TNI menghadapi sejumlah upaya pemberontakan kedaulatan Indonesia. Seperti Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) di Bandung, Peristiwa Andi Azis di Makassar, pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS), serta sejumlah pemberontakan lain.
Menjaga keutuhan kedaulatan negara, sampai saat ini masih jadi tugas pokok TNI. Demikian, tugas pokok TNI tidak hanya di ranah perang. Karena TNI juga harus berperan dalam membantu masyarakat, yang menjadi tugas pokok operasi militer selain perang.
mengangkat tema “TNI Modern Bersama Rakyat Siap Mengawal Suksesi Kepemimpinan Nasional Untuk Indonesia Maju”. Kemudian “79th Prima”, menjadi slogan perayaan tahun ini.
Namun di luar acara puncak, peringatan HUT ke-79 TNI pada 2024 juga disemarakan di sejumlah daerah, terutama sepanjang Oktober ini. Baik prajurit TNI maupun masyarakat juga bisa terlibat dalam kemeriahan HUT ke-79 TNI 2024.
"TNI Prima Jaya Selalu Untuk indonesia Maju"
(**)
